Rabu, 18 Agustus 2010

Be Happy: Safe the Youth from Drugs!


               Kalau ditanya tentang narkoba, otak kita pasti menganalogikan narkoba dengan hal-hal yang mengerikan. Keberadaan narkoba telah menjadi sebuah ironi bukan hanya bagi negara kita, tetapi  juga elemen dari penyakit sosial hampir di semua bangsa. Berawal dari narkoba, dapat muncul penyakit-penyakit sosial lainnya, pencurian, perbuatan asusila, tawuran,  bahkan yang lebih mengenaskan, Pembunuhan. Semuanya bisa terjadi karena barang nan beracun itu.

Narkoba dikenal sebagai singkatan dari Narkotika dan Obat-obatan terlarang. Sebagian orang juga akrab dengan istilah lainnya, NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif). Ada perbedaan antara ketiga zat tersebut. Narkotika merupakan zat yang yang menyebabkan penurunan kesadaran maupun menyebabkan rasa ketergantungan seperti opium ’candu’, ganja, morfin, heroin, dan kokain. Sedangkan Psikotropika merupakan zat baik alamiah maupun sintetik bukan narkotik yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku seperti amfetamin,psilobisin, LSD (lysergic dietilamine), dan trankuilansia. Terakhir adalah Zat Aditif, yaitu zat-zat baru hasil olahan manusia yang menyebabkan kecanduan seperti minuman beralkohol, nikotin (yang terdapat pada rokok), dan inhalansia.

Cara kerja dari narkoba ini beragam dengan “khasiat” yang juga beragam. Justru inilah sebenarnya yang menjadi akar masalah dari narkoba. Penggunaan narkoba ini bagai mesin pembunuh yang sangat efektif. Sekali tobol “ON” nya dinyalakan, mesinnya akan berjalan dengan mengerikan. Selama roda-rodanya berputar. Kematian dan kesengsaraan akan terus di produksi. Sangat sulit untuk mematikannya. Tak ada tombol “OFF” atau kabel yang terhubung dengan aliran listrik karena berbahan bakarkan motif. Ya, alasan-alasan para pemakai narkoba itu akan menjadi bahan bakar bagi mesin pembunuh dirinya sendiri.

Family was the biggest reason of drug’s use. Broken Home, orang tua yang terlalu sibuk bekerja,dan keluarga yang sering berpindah-pindah bisa mengakibatkan sang anak kurang mendapat perhatian. Tidak memiliki cukup pengarahan apalagi ketika beranjak remaja, Si anak tentu berada dalam situasi yang cukup sulit. Remaja yang notabenenya adalah fase mencari jati diri akan dengan mudah mengidentifikasi hal-hal yang ada di sekitarnya untuk di-attach pada dirinya. Tanpa bekal yang cukup dan juga kelabilan diri, maka di sini teman menjadi alasan selanjutnya setelah keluarga. Awalnya hanya coba-coba karena ingin tahu, atau mungkin pada saat-saat pertama menolaknya. Namun, karena gencarnya “promosi” yang dilakukan, akhirnya timbul keinginan untuk coba-coba. Setelah itu, merasakan sensasinya. Kalau sudah begini sekali punya masalah,  narkobalah pelampiasannya .

Banyak fakta yang sangat mencengangkan mengenai narkoba. menurut BNN, dalam sehari rata-rata 41 orang korban narkoba meninggal di Indonesia. Di Indonesia juga, Kerugian ekonomi dari konsumsi narkoba pada 2008 mencapai Rp15,37 triliun. Selain itu berdasarkan data di National Institute on Drug Abuse (salah satu subbagian dari departemen kesehatan Amerika), dalam satu tahun ada sekitar 570.000 orang di dunia meninggal akibat narkoba. 440.000 orang meninggal akibat penyakit yang ditimbulkan oleh merokok, 85.000 orang meninggal akibat minuman beralkohol, 20.000 orang akibat obat-obatan terlarang, dan 20.000 lainnya akibat penyalahgunaan obat-obatan. Lebih miris lagi, kebanyakan pengguna narkoba adalah kaum remaja. Yang artinya hidup para remaja dalam kondisi yang sangat terancam, padahal remaja memiliki potensi yang sangat besar bagi kemajuan bangsa.

Penyalahgunaan narkoba itu sudah sangat meresahkan, karena merusak sendi-sendi kehidupan generasi muda bangsa. oleh sebab itu, butuh solusi yang tepat dan cepat agar penyalahgunaan narkoba ini tidak terus berlanjut. Ada tujuh kiat menanggulangi narkoba yang saya rangkum dalam BE HAPPY.

Pertama, Brave ‘keberanian’. Berani berkata “tidak” pada segala bentuk narkoba. Juga, berani untuk berhenti “make” bagi para pengguna narkoba. Hal ini memang berat, tapi bila memiliki keinginan dan keberanian yang kuat bukan tidak mungkin untuk berhenti dan keluar dari dunia hitam penggunaan narkoba.

Kedua, Empathy ‘Tenggang rasa’. Hal ini penting untuk dimiliki oleh setiap anggota masyarakat dalam menyikapi para atau mantan pengguna narkoba. Orang-orang ini bukan untuk dijauhi atau di hina, melainkan perlu adanya pendekatan secara hati ke hati untuk mengetahui latar belakang ia menggunakan narkoba,masalahnya, juga pemberian motivasi atau support untuk menjauhi narkoba, sehingga dapat menatap ke depan dan memulai hidup baru.

Ketiga, Hospitalization. Penjara bukanlah tempat yang tepat bagi para pecandu narkoba, karena sesungguhnya mereka hanya korban. Selain itu, bila narapidana narkoba digabung dengan tahanan kriminal lainnya, dikhawatirkan semakin memperburuk kondisi kejiwaan dan kesehatan mereka. Ibarat orang yang sedang sakit, para pengguna narkoba harus mendapat pengobatan alias rehabilitasi. Di sini pengobatan bukan hanya dari segi medis maupun psikologi, melainkan juga segi spiritual. Karena kondisi spiritual adalah hal terpenting bagi para pengguna narkoba untuk “sembuh” dari ketergantungan.

Keempat, Action ‘tindakan’. Pemerintah harus bertindak tegas terhadap segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Tidak ada ampun bagi produsen atau distributor narkoba. Hukuman berat harus diberikan karena dari tangan merekalah kerusakan bersumber. Bahkan, kalau perlu hukuman mati lebih digalakkan untuk memberikan efek jera bagi para produsen atau pengedar tersebut.

Kelima, Parent’s Guide ‘bimbingan orang tua’. perlunya perhatian orang tua sudah tak perlu dipertanyakan lagi dalam mengatasi pengaruh narkoba dalam pergaulan anak-anak remaja. Orang tua harus berperan aktif dan memberi banyak kontribusi dalam kehidupan anak-anaknya seperti, pemberian arahan, nasihat, motivasi, juga kasih sayang  yang mutlak diberikan. Dengan demikian, hidup anak akan lebih terarah, juga tahu apa yang harus dilakukan sehingga terjauhkan dari dunia penyalahgunaan narkoba.

Keenam, Positive Things ‘Hal-hal Positif’. Remaja harus memenuhi harinya dengan kegiatan yang positif sehingga tak diberi kesempatan untuk mencoba hal-hal negatif termasuk narkoba. banyak hal yang bisa dilakukan seperti berkarya lewat musik, bergabung dengan organisasi sosial, membentuk forum ilmiah, atau beragam kegiatan yang bisa dilakukan sesuai dengan minat masing-masing yang tetap fun tanpa harus berdekatan dengan narkoba.

Terakhir adalah Youthful Spirit. Semangat selalu menjadi ruh bagi segala hal, contohnya semangat para pemuda dalam mewujudkan sumpah pemuda yang menjadi tonggak kemerdekaan Indonesia. Semangat pemuda bagai api yang berkobar tinggi. Hal ini dapat ditiru oleh siapa saja bukan hanya pemuda. Dengan dibarengi semangat yang tinggi, sesulit apapun tujuannya akan terus diupayakan agar dapat tercapai. Demikian pula pada usaha untuk mewujudkan Indonesia yang Bebas Narkoba, maka dibutuhkan semangat yang besar dari semua pihak layaknya semangat para pemuda dulu Semangat akan menyatukan kita semua untuk menjadikan narkoba sebagai musuh bersama sehingga akan bersama-sama pula berusaha untuk menghapuskan penyalahgunaan narkoba dari negeri tercinta ini.

So, be happy! Karena bukan tidak mungkin kehidupan yang bebas dari narkoba akan tercapai dalam waktu dekat, asalkan... ketujuh kiat ini sungguh-sungguh diterapkan oleh pihak terkait.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar