Minggu, 29 Agustus 2010

The 1st Year Review



Tidak terasa, sudah satu tahun nida jadi mahasiswa kedokteran. demikian pula udah hampir selesai menjalani hari-hari usia ke-18.banyak hal yang telah saya dapat, banyak pula hal yang belum saya capai.
liburan naik tingkat tinggal sehari lagi. betapa tidak terasa waktu-waktu kosong yang telah saya lewati. hmmm, dua bulan lamanya. memang benar wise word "inna syababa wal faraga mafsadatun"
sesungguhnya masa muda dan waktu kosong merusak kita. bahkan sebenarnya menurut Hasan Al Banna, kewajiban itu lebih banyak dari pada waktu yang terluang. sangat banyak waktu kosong yang telah saya sia-siakan begitu saja.
tidur-tiduran, bermain komputer, menonton televisi, berjalan jalan dan sebagainya. Padahal di sisi lain, saya sebangai seorang muslim dituntut untuk menjadi manusia pembelajar.
 
Belajar dari alam, mengkaji ilmu-ilmu baik sains maupun agama. dan selalu berusaha memperbaiki kualitas intelektual. Demikian pula saya sebagai seorang hamba Allah ditunut untuk senantiasa beribadah.
Memperbaiki kualitas ibadah, meningkatkan kuantitasnya, meluruskan niatnya, apalagi sekarang bulan Ramadhan. Allahumma ighfirli.

Banyak hal yang harus dimuhasabahi pada tahun pertama saya menjadi mahasiswa FK.

Pertama, Sempat merasakan euforia berlebihan saat pertama kali menjejakkan kaki. padahal, setelah beberapa bulan berlangsung euforia berganti dengan kontradiktif.
Kedua, Sempat mengingikan untuk hengkang dari fakultas kedokteran karena rutinitas yang menguras energi, tetapi mengingat perjuangan orang tua agar saya bisa kuliah di sini, maka keinginan itu saya urungkan.
Ketiga, Sempat mengalami letupan emosional yang lumayan besar sehingga cukup merusak sendi sendi kepribadian. Sibuk dengan perasaan sendiri, dan menjadi pendiam.
Diam karena bingung
Diam karena lelah dengan kegalauan di hati
Diam karena ingin lebih banyak melihat dan mendengarkan
Diam karena tak ingin amarah berubah menjadi makian
Diam karena akulah diam.
Diam, mungkin membuat orang berburuk sangka
Tapi Saya dengan segala keterpurukanku hanya bisa menunggu. Membiarkan segala sesuatu berjalan begitu saja. Sampai waktu yang berbicara.
Keempat, kacaunya kondisi psikologis mengakibatkan kacaunya kondisi spriritual saya. hampir satu tahun tidak terjadi peningkatan yang berarti pada kualitas maupun kuantitas ibadah. bahkan cenderung lebih banyak
capaian-capaian yang diraih ketika SMA.
Kelima, saya ibarat terjebak pada lubang yang sama seperti ketika SMA. lubang itu bernama nilai akademik. Diburu tak kenal waktu dan kondisi sehingga menumbuhkan benih benih antisosial dan selfisme.
padahal bila terus mengejar-ngejar kita akan merasa lelah tanpa merasa puas.


Maka, mengawali tahun yang baru ini saya teringat kata kata
khoirunnasi yanfauhum linnas. orang yang terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.
hiduplah sekali, hiduplah yang berarti.... kata orang gontor.

saya tahu jalan ini adalah jalan nan panjang dan berliku

 

jalan ini tidak berakhir hanya pada parkiran bergota
Jangan silau!
jangan silau apabila ada orang pergi ke kampus dengan kendaraan mewah keluaran terbaru

jalan ini tidak berakhir hanya pada citraland, paragon, atau Java mall
Jangan silau!
jangan silau apabila ada orang yang hampir setiap hari memenuhi kebutuhan lifestyle-nya disana

jalan ini tidak berakhir hanya pada saat akhir semester
Jangan silau!
jangan silau apabila ada orang yang begitu disanjung dan dipuji karena nilai

jalan ini tidak berakhir hanya pada saat diwisuda
Jangan silau!
jangan silau apabila ada orang yang berdiri di depan dan diberi selamat oleh rektor sebagai wisudawan cumlaude terbaik

jalan ini tidak berakhir hanya pada saat menjadi dokter
maka,
jangan silau!
jangan silau dengan harta dan kemasyhuran seorang profesional

jalan ini tidak berakhir di sana...
jalan ini berakhir pada suatu masa dimana manusia dari seluruh dunia dikumpulkan...

dipertanyakan
Apa yang telah kau lakukan dan untuk siapa kau melakukan semua itu.

Di jalan ini, saya pasti akan melewati suatu fase dimana kekuatan saya akan melemah
tapi biar saya berhenti sejenak bernafas, meregangkan sendi-sendi yang kaku.
atau mungkin saya akan terjatuh, toh saya masih bisa berdiri kembali.
atau mungkin jika letupan-letupan kecil muncul... saya harus sudah mempersiapkan air yang cukup agar tidak terjadi kebakaran.


semoga bisa lebih baik!

Rabu, 18 Agustus 2010

Be Happy: Safe the Youth from Drugs!


               Kalau ditanya tentang narkoba, otak kita pasti menganalogikan narkoba dengan hal-hal yang mengerikan. Keberadaan narkoba telah menjadi sebuah ironi bukan hanya bagi negara kita, tetapi  juga elemen dari penyakit sosial hampir di semua bangsa. Berawal dari narkoba, dapat muncul penyakit-penyakit sosial lainnya, pencurian, perbuatan asusila, tawuran,  bahkan yang lebih mengenaskan, Pembunuhan. Semuanya bisa terjadi karena barang nan beracun itu.

Narkoba dikenal sebagai singkatan dari Narkotika dan Obat-obatan terlarang. Sebagian orang juga akrab dengan istilah lainnya, NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif). Ada perbedaan antara ketiga zat tersebut. Narkotika merupakan zat yang yang menyebabkan penurunan kesadaran maupun menyebabkan rasa ketergantungan seperti opium ’candu’, ganja, morfin, heroin, dan kokain. Sedangkan Psikotropika merupakan zat baik alamiah maupun sintetik bukan narkotik yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku seperti amfetamin,psilobisin, LSD (lysergic dietilamine), dan trankuilansia. Terakhir adalah Zat Aditif, yaitu zat-zat baru hasil olahan manusia yang menyebabkan kecanduan seperti minuman beralkohol, nikotin (yang terdapat pada rokok), dan inhalansia.

Cara kerja dari narkoba ini beragam dengan “khasiat” yang juga beragam. Justru inilah sebenarnya yang menjadi akar masalah dari narkoba. Penggunaan narkoba ini bagai mesin pembunuh yang sangat efektif. Sekali tobol “ON” nya dinyalakan, mesinnya akan berjalan dengan mengerikan. Selama roda-rodanya berputar. Kematian dan kesengsaraan akan terus di produksi. Sangat sulit untuk mematikannya. Tak ada tombol “OFF” atau kabel yang terhubung dengan aliran listrik karena berbahan bakarkan motif. Ya, alasan-alasan para pemakai narkoba itu akan menjadi bahan bakar bagi mesin pembunuh dirinya sendiri.

Family was the biggest reason of drug’s use. Broken Home, orang tua yang terlalu sibuk bekerja,dan keluarga yang sering berpindah-pindah bisa mengakibatkan sang anak kurang mendapat perhatian. Tidak memiliki cukup pengarahan apalagi ketika beranjak remaja, Si anak tentu berada dalam situasi yang cukup sulit. Remaja yang notabenenya adalah fase mencari jati diri akan dengan mudah mengidentifikasi hal-hal yang ada di sekitarnya untuk di-attach pada dirinya. Tanpa bekal yang cukup dan juga kelabilan diri, maka di sini teman menjadi alasan selanjutnya setelah keluarga. Awalnya hanya coba-coba karena ingin tahu, atau mungkin pada saat-saat pertama menolaknya. Namun, karena gencarnya “promosi” yang dilakukan, akhirnya timbul keinginan untuk coba-coba. Setelah itu, merasakan sensasinya. Kalau sudah begini sekali punya masalah,  narkobalah pelampiasannya .

Banyak fakta yang sangat mencengangkan mengenai narkoba. menurut BNN, dalam sehari rata-rata 41 orang korban narkoba meninggal di Indonesia. Di Indonesia juga, Kerugian ekonomi dari konsumsi narkoba pada 2008 mencapai Rp15,37 triliun. Selain itu berdasarkan data di National Institute on Drug Abuse (salah satu subbagian dari departemen kesehatan Amerika), dalam satu tahun ada sekitar 570.000 orang di dunia meninggal akibat narkoba. 440.000 orang meninggal akibat penyakit yang ditimbulkan oleh merokok, 85.000 orang meninggal akibat minuman beralkohol, 20.000 orang akibat obat-obatan terlarang, dan 20.000 lainnya akibat penyalahgunaan obat-obatan. Lebih miris lagi, kebanyakan pengguna narkoba adalah kaum remaja. Yang artinya hidup para remaja dalam kondisi yang sangat terancam, padahal remaja memiliki potensi yang sangat besar bagi kemajuan bangsa.

Penyalahgunaan narkoba itu sudah sangat meresahkan, karena merusak sendi-sendi kehidupan generasi muda bangsa. oleh sebab itu, butuh solusi yang tepat dan cepat agar penyalahgunaan narkoba ini tidak terus berlanjut. Ada tujuh kiat menanggulangi narkoba yang saya rangkum dalam BE HAPPY.

Pertama, Brave ‘keberanian’. Berani berkata “tidak” pada segala bentuk narkoba. Juga, berani untuk berhenti “make” bagi para pengguna narkoba. Hal ini memang berat, tapi bila memiliki keinginan dan keberanian yang kuat bukan tidak mungkin untuk berhenti dan keluar dari dunia hitam penggunaan narkoba.

Kedua, Empathy ‘Tenggang rasa’. Hal ini penting untuk dimiliki oleh setiap anggota masyarakat dalam menyikapi para atau mantan pengguna narkoba. Orang-orang ini bukan untuk dijauhi atau di hina, melainkan perlu adanya pendekatan secara hati ke hati untuk mengetahui latar belakang ia menggunakan narkoba,masalahnya, juga pemberian motivasi atau support untuk menjauhi narkoba, sehingga dapat menatap ke depan dan memulai hidup baru.

Ketiga, Hospitalization. Penjara bukanlah tempat yang tepat bagi para pecandu narkoba, karena sesungguhnya mereka hanya korban. Selain itu, bila narapidana narkoba digabung dengan tahanan kriminal lainnya, dikhawatirkan semakin memperburuk kondisi kejiwaan dan kesehatan mereka. Ibarat orang yang sedang sakit, para pengguna narkoba harus mendapat pengobatan alias rehabilitasi. Di sini pengobatan bukan hanya dari segi medis maupun psikologi, melainkan juga segi spiritual. Karena kondisi spiritual adalah hal terpenting bagi para pengguna narkoba untuk “sembuh” dari ketergantungan.

Keempat, Action ‘tindakan’. Pemerintah harus bertindak tegas terhadap segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Tidak ada ampun bagi produsen atau distributor narkoba. Hukuman berat harus diberikan karena dari tangan merekalah kerusakan bersumber. Bahkan, kalau perlu hukuman mati lebih digalakkan untuk memberikan efek jera bagi para produsen atau pengedar tersebut.

Kelima, Parent’s Guide ‘bimbingan orang tua’. perlunya perhatian orang tua sudah tak perlu dipertanyakan lagi dalam mengatasi pengaruh narkoba dalam pergaulan anak-anak remaja. Orang tua harus berperan aktif dan memberi banyak kontribusi dalam kehidupan anak-anaknya seperti, pemberian arahan, nasihat, motivasi, juga kasih sayang  yang mutlak diberikan. Dengan demikian, hidup anak akan lebih terarah, juga tahu apa yang harus dilakukan sehingga terjauhkan dari dunia penyalahgunaan narkoba.

Keenam, Positive Things ‘Hal-hal Positif’. Remaja harus memenuhi harinya dengan kegiatan yang positif sehingga tak diberi kesempatan untuk mencoba hal-hal negatif termasuk narkoba. banyak hal yang bisa dilakukan seperti berkarya lewat musik, bergabung dengan organisasi sosial, membentuk forum ilmiah, atau beragam kegiatan yang bisa dilakukan sesuai dengan minat masing-masing yang tetap fun tanpa harus berdekatan dengan narkoba.

Terakhir adalah Youthful Spirit. Semangat selalu menjadi ruh bagi segala hal, contohnya semangat para pemuda dalam mewujudkan sumpah pemuda yang menjadi tonggak kemerdekaan Indonesia. Semangat pemuda bagai api yang berkobar tinggi. Hal ini dapat ditiru oleh siapa saja bukan hanya pemuda. Dengan dibarengi semangat yang tinggi, sesulit apapun tujuannya akan terus diupayakan agar dapat tercapai. Demikian pula pada usaha untuk mewujudkan Indonesia yang Bebas Narkoba, maka dibutuhkan semangat yang besar dari semua pihak layaknya semangat para pemuda dulu Semangat akan menyatukan kita semua untuk menjadikan narkoba sebagai musuh bersama sehingga akan bersama-sama pula berusaha untuk menghapuskan penyalahgunaan narkoba dari negeri tercinta ini.

So, be happy! Karena bukan tidak mungkin kehidupan yang bebas dari narkoba akan tercapai dalam waktu dekat, asalkan... ketujuh kiat ini sungguh-sungguh diterapkan oleh pihak terkait.

Jadi Mahasiswa Kedokteran

Nggak terasa, sekarang saya udah berstatus mahasiswi. Meski masih imut2 (huex), masih 18 tahun,  masih polos, masih baru banget, masih nggak tau apa-apa. Yaaa, dibandingkan dengan senior –senior ku yang udah makan asam garamnya dunia perkampusan, nilaiku  tuh masih nol  koma. 

Kampusku Mercusuar
Well, orang sering bilang kalau FK paling bagus di Indonesia itu adalah UI, UGM, dan unair. Yang keempatnya UNDIP tapi undip sering ga disebut… (jadi sedih deh). Ketika pertama kali ngelihat dari luar, lumayan bagus. Mmm… ternyata fk undip punya dua tempat kuliah  Jtapi semester-semester awal  saya kuliah di  bangunan lama. Yang namanya bangunan lama… pasti kesannya gimana…gitu. Saya kuliah di ruangan yang cukup besar, satu kelasnya ada sekitar 90-orang. Kebayang kan kalau di CMBBS, segitu udah satu marhalah. saya belum pernah punya teman sekelas sebanyak itu. Di SD, paling 30-an, SMP 40-an, SMA… riang gembira… Cuma <19 orang sekelas. Lah, ini 90… belum lagi plural banget orang-orangnya. Dari beragam daerah dan suku. Ada yang muslim, , Kristen, hindu, budha… ada semua disini. Yang jelas semuanya adalah orang  Yang jelas semuanya adalah orang  yang cerdas-cerdas. n’kalau ditanya pasti mayoritas adalah Juara Umum di sekolahnya masing-masing. Mereka adalah orang hebat yang datang dari seluruh Indonesia (well,  meski gitu tetep mayoritas Jawa… dan dosennya pun kadang mengajar dengan bahasa  Jawa).
Terus, kalau dibilang  bakal ngubek2 mayat, itu baru bisa dilakuin pas semester dua...
 Kuliah di semester pertama, pelajarannya gak jauh-jauh dari SMA, ada kimia, fisika, biologi, PKN, agama, dan masih ada olah raga. Cuma memang pembahasannya lebih mendalam dan menjurus terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kedokteran. Contohnya Kimia, disitu lebuh ditekankan pada materi mengenai senyawa-senyawa karbon. Dari yang sederhana sampai bagaimana jadi menyusun zat-zat yang ada dalam tubuh spt. Protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin. Fisika juga kebanyakan aplikasi seperti  fisika termal, viskositas, optik, listirik, juga sedikit fisika radiasi. Kalau biologi,  ada biologi sel, terus genetika, imunologi, proses penuaan, dan Reproduksi yang akan dibahas tuntas-tas-tas .Ya.. mau gimana lagi. Untungnya gak ada Matematika… fhew… jadinya emang anak FK itu agak lemah soal itung2an. Tp, hafalannya subhanallah berjibun. So, kudu siap cara menghafal yang baik. O,ya di sini kita banyak melakukan praktikum. Satu minggu bisa tiga kali. 

kadafer bagus banget
Beranjak semester dua, baru kerasa dech jadi mahasiswa fk beneran. Anatomi yang menguras energi fisik dan spiritual (seperti pelahap maut yang menyedot kebahagiaan orang). Histologi yang harus memicingkan mata coz ngeliat mikroskop. Biokimia yang menurutku adalah "pelajaran mengkhayal" karena gak ada yang bisa dilihat dari senyawa2 biokimia yang digambarkan. atau Fisiologi yang soal ujiannya ambigu. Well, semua harus dihadapi dengan senyuman.
Emang sih, dari tahun ke tahun kalo ditanya kuliah paling horor apa, pasti jawabannya adalah anatomi. pertama kali masuk lab anatomi langsung disergap hawa kematian, dingin dan bau bauan aneh. gak jarang ada yang langsung lemes. apalagi pas ngeliat kadafer. Well, tapi tenang aja semua itu akan berlalu. hawa dingin akan berganti dengan hawa panas alias karena sumpek, hawa kematian akan berganti dengan hawa kehidupan karena cuap-cuap mahasiswa yang cenderung menjadi seperti pasar yang ramai. dan bau-bauan aneh.... hahahaha itu akan menempel pada diri anda dan andapun akan terbiasa karenanya.:9
Banyak suka-dukanya jadi mahasiswa kedokteran, saking banyaknya gak bisa ditulis sekarang.... ya, sabar ya... tunggu saja postingan selanjutnya...sipsipsip.

Doctor...
to cure is sometime
to treat is often
to comfort is always.
(dari sebuah buku)